subnetting adalah proses
memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
"subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk
jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu
router -router dalam jaringan multi).
Mengapa harus melakukan subnetting? Ada
beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
· Untuk mengefisienkan
alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan
IP Address.
· Mengatasi masalah
perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena
Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
· Meningkatkan security
dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan
dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya
ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan
kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pada hakekatnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet,
Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Contoh kasus
Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS172.16.0.0/18 dan
172.16.0.0/25.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai
/24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita
masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di
oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
>> Contoh network address 172.16.0.0/18
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir.
Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
>> Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya
adalah (0, 128)
3. Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan
sebuah NETWORK ADDRESS192.168.1.0/26
SUBNETTING PADA IP ADDRESS
CLASS C
Analisa :
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask
/26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan :
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir
subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar